REVISTALINEA

Online news, up-to-the-minute news, breaking news, feature stories and more. National and International News, Money, Sports, Life, Tech and Weather news.

Tarian Tradisional Indonesia yang Bernuansa Mistis, Bikin Pemainnya Kesurupan

Tarian Tradisional Indonesia yang Bernuansa Mistis, Bikin Pemainnya Kesurupan – Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Mulai dari beragamnya suku, kepercayaan, kesenian, hingga bahasa. Biarpun kepercayaan setiap daerah berbeda, tetapi hal mistis dan kleniknya terlihat dari dalam keseniannya.

Beragamnya kesenian tari di Indonesia sudah lahir sejak zaman dulu hingga sekarang. Setiap tarian biasanya mewakili adat istiadat dari masing-masing daerah. Nilai dan unsur dari nenek moyang juga tak lepas dari setiap gerakan yang diciptakan. Salah satunya adalah unsur magis dalam sebuah tarian. judi bola

Berikut adalah beberapa tarian daerah yang mengandung unsur magis yang bikin kamu merinding.

1. Tari Salai Jin

Tarian Tradisional Indonesia yang Bernuansa Mistis, Bikin Pemainnya Kesurupan

Salai Jin merupakan sebuah tarian dari Ternate, Maluku Utara. Tarian ini dimainkan dengan pemain yang berjumlah ganjil. Dahulu, para nenek moyang masyarakat Ternate menggunakan tarian ini untuk berkomunikasi dengan jin. Mereka nantinya akan minta bantuan pada para jin untuk menyelesaikan berbagai persoalan manusia. Saat menari akan ada roh halus yang merasuki para penari. slot99

Tarian ini terkandung akan nilai magis dan merupakan tarian etnik suku asli Ternate. Yang utama dari tarian ini adalah sebuah pesan terhadap para makhluk gaib yang berupa Jin. Ketika masa lalu, tarian ini dipakai oleh nenek moyang masyarakat Ternate untuk berkomunikasi dengan bangsa Jin yang berada di alam gaib. Tujuan dari komunikasi ini adalah meminta bantuan para Jin untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh manusia. Sebuah  persoalan yang paling sering menjadi alasan tarian ini diadakan adalah penyakit yang diderita oleh salah seorang anggota keluarga. slot77

Biasanya tari Salai Jin memang dilakukan secara berkelompok. Tidak ada masalah bila yang melakukan pria seluruhnya, sebaliknya, atau campuran antara pria dan wanita. Yang pasti jumlah sang penari haruslah genap untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Walaupun demikian, penari tarian ini biasanya akan mengalami kemasukan roh halus yang berupa Jin. Hal ini masih terjadi hingga masa modern ini dan situasi ini adalah nilai lebih dari tarian ini. hari88

Para penari pun memasuki arena tari. Kelompok pria memasuki pelataran terlebih dahulu. Mereka sudah siap memegang sebuah tempat dengan kemenyan yang sudah dibakar. Langkah mereka begitu tertata dan dengan perlahan gerakan-gerakan yang tampak mistis pun mereka lakukan. Api kemenyan menimbulkan asap yang muncul di tengah-tengah tarian mereka, hal ini semakin menambah aura magis di lokasi mereka menari.

2. Tari Kecak

Tarian yang menjadi ikon dari Bali ini ternyata menyimpan misteri di balik kemasyurannya. Konon, penari dalam keadaan tidak sadar atau kesurupan sedang berkomunikasi dengan roh leluhur untuk menyampaikan keinginannya. Sebelum menari, biasanya para penari akan melakukan beberapa ritual terlebih dahulu.

Tarian ini adalah tarian pertunjukkan hiburan masal yang menggambarkan seni peran dan tidak diiringi oleh alat musik atau gamelan. Akantetapi, hanya diiringi oleh paduan suara sekelompok penari laki-laki berjumlah sekitar 70 orang yang berbaris melingkar memakai kain penutup kotak-kotak berbentuk papan catur. Tarian ini begitu sakral, terlihat dari penarinya yang terbakar api, namun mengalami kekebalan dan tidak terbakar.

Tari Kecak pun sering disebut Tari Sanghyang yang dipertunjukkan sewaktu-waktu untuk upacara keagamaan. Penari seringnya kemasukan roh dan bisa berkomunikasi dengan para dewa atau para leluhur yang telah disucikan. Penari tersebut dijadikan sebagai media untuk menyatakan sabda-Nya. Saat kerasukan, mereka juga akan melakukan tindakan yang di luar dugaan, seperti melakukan gerakan berbahaya atau mengeluarkan suara yang mereka tidak pernah keluarkan sebelumnya.

3. Tari Rentak Bulian

Tarian ini berasal dari dari Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Terdapat tujuh perawan dan perjaka yang harus memainkan tarian ini. Sang pria akan kerasukan roh halus sehingga menari dengan setengah sadar. Konon, tarian ini dilakukan sebagai tradisi pengobatan secara gaib.

Puncak tarian Rentak Bulian ditandai ketika Kumentan tak sadarkan diri. Kakinya bergerak sendiri mengikuti alunan gendang diiringi seruling mengelilingi tujuh penari perempuan yang membuat formasi seperti segi tiga.

Sesaat, Kumentan tadi masuk lagi ke Bulian mengambil mayang atau bunga buah pinang. Di bawah kendali roh yang memasukinya dirinya, Kumentan tadi mengupas mayang lalu mengibasnya ke tanah.

Sembari membawa mayang, Kumentan kembali mengelilingi sejumlah penari pengiring. Seorang penari terlihat setia mengikuti setiap geraknya sebagai pengontrol karena Kumentan tak sadarkan diri.

Ritual memanggil roh ini berhenti ketika Kumentan duduk lagi di Bulian. Duduknya Kumentan sebagai tanda roh leluhur sudah meninggalkan badannya. Dia pun berdiri diikuti tujuh pengiring sambil berpegangan di pinggang meninggalkan lokasi.

4. Tari Kuda Lumping

Tarian Tradisional Indonesia yang Bernuansa Mistis, Bikin Pemainnya Kesurupan

Selain menampilkan atraksi kuda lumping, tarian asal sunda ini juga menyuguhkan atraksi atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis. Tarian ini menggunakan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Terkadang tarian ini juga menggunakan kaca, beling, batu, dan jimat.

Siapa yang sangka jika adegan ekstrim saat penari kerasukan, memiki makna yang cukup dalam seperti halnya menggambarkan sikap manusia selama hidupnya.

Diyakini adanya kekuatan yang di luar akal manusia. Sementara proses masuknya roh ke dalam tubuh, menandakan adanya alam yang berbeda di dunia ini, yaitu alam gaib.

Jika sekarang kuda lumping hanyalah suatu hiburan, lain pada zaman kerajaan Hindu. Kuda lumping dimaknai sebagai simbol keberanian, kekuatan, dan sifat pantang menyerah.

5. Tari Bedhaya Ketawang

Tarian ini ditampilkan saat penobatan dan peringatan kenaikan tahta raja di Kasunanan Surakarta. Penari berjumlah sembilan orang gadis perawan dan tidak boleh dalam keadaan haid. Selain itu, ada aturan untuk berpuasa terlebih dahulu sebelum tampil. Konon, Ratu Pantai Selatan akan datang sebagai penari kesepuluh untuk menjadi bagian dari penampilan tari tersebut.

Tiap gerakan juga lirik tembang yang dinyanyikan dalam tarian ini seluruhnya menggambarkan sosok Kangjeng Ratu Kidul dan perasaan cintanya pada sang raja. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika tarian ini ditampilkan, maka Kangjeng Ratu Kidul akan hadir dan menjadi penari kesepuluh, menemani sembilan orang wanita yang menarikan tarian ini. Ya, tarian ini wajib dibawakan oleh sembilan wanita karena menggambarkan sembilan arah mata angin dalam mitologi Jawa yang dikuasai sembilan dewa Nawasanga.

Karena sakral, resmi, dan juga dipercaya sebagai suatu hal yang mistis, para penari yang dipercaya untuk membawakan tarian ini haruslah mengikuti aturan dan memenuhi berbagai syarat yang ditentukan.

Syarat utama untuk menjadi penari Bedhaya Ketawang adalah harus berstatus sebagai seorang gadis suci dan tidak sedang mengalami haid. Kalaupun penari sedang datang bulan, maka ia harus memohon izin kepada Kangjeng Ratu Kidul dengan melakukan caos dhahar atau ritual menyiapkan makanan dan sesaji. Ritual ini dilakukan di Panggung Sangga Buwana, Keraton Surakarta.

Syarat lainnya yang harus dipenuhi adalah suci secara batiniah. Caranya, penari harus berpuasa selama beberapa hari menjelang pertunjukan tari dilangsungkan. Kesucian para penari memang sangat diutamakan karena dengan cara itulah Kangjeng Ratu Kidul bersedia untuk menghampiri para penari di saat masa latihan, terutama yang gerakan tarinya masih salah atau belum sempurna.

Richard Jones

Back to top